05 Oktober, 2008

Intermezo oktober 2008

Bunga mawar itu melalui malam hari dengan kekhusyukan. Tidak menguncup setelah mekarnya meski diterpa angin dinginnya malam. Mawar itu telah mekar bukan hanya sejak kemarin. Dan akan senantiasa indah di kala malam, pagi dan di sepanjang hari. Siapa yang tidak tertegun melihat keelokan sekuntum mawar yang tumbuh subur, mekar dan basah oleh embun pagi. Bahkan tak akan layu oleh tatapan sinar mentari, serasa segar dan meneduhkan pandangan mata. Semua hati ingin memilikinya, lalu menanamnya di taman sendiri. Namun ke manakah ia harus dicari?

Seorang wanita di sisi seorang suami laksana mawar di taman. Suamilah yang akan menikmati keelokannya dan hanya untuk suamilah mawar itu tampil menggoda. Sebab suaminya-lah pemilik yang merawat dan memeliharanya. Namun siapakah wanita yang elok seelok mawar yang hanya mekar untuk suaminya itu?

Pertanyaan tersebut tidak akan didapatkan jawabannya selain sifat - sifat yang membuat elok dirinya, yang disebutkan oleh Allah dalam alquran. Dialah seorang istri idaman dan istri dambaan yaitu istri yang shalihah. Dialah wanita yang elok bahkan lebih elok dari sekuntum mawar yang mekar dan menawan. Dia anggun dan jauh lebih anggun dari warna - warni mawar di taman.
Dialah yang Allah firmankan dalam ayat al'quran…
“Maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi menjaga diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga mereka...”(QS. An Nisa : 04)
Allah menyebut keshalihan seorang wanita, hanya ada pada 2 sifat saja. Dialah seorang yang qanitah yang berarti taat dan hafidzah yang berarti penjaga. Duhai, betapa sejuk dan menawannya sebuah taman yang indah oleh keshalihan seorang istri yang senantiasa taat pada perintah dan anjuran kebaikan suaminya. Betapa tenteram hati suami sebagai pemilik dan penguasa taman yang dihiasi oleh seorang yang qanitah. Dan betapa sempurna ketenangan dan ketenteraman suami yang istrinya juga seorang hafidzah. Ya, pada istri yang hafidzah inilah suami tak ragu lagi menaruh kepercayaan padanya. Suami mana yang masih was - was akan istrinya di rumah tatkala ia harus beranjak jalan di muka bumi mencari nafkah dan ma’isyah bila istrinya adalah seorang yang rapi dalam menjaga diri dan kehormatannya. Suami mana yang tidak merasa aman akan istrinya bila istrinya adalah seorang hafidzah, memelihara hak - hak Allah dan hak - hak suaminya di kala suaminya tidak hadir di sisinya dan dengan sangat setia serta senantiasa sabar dalam penantian sebagaimana yang diperintahkan Dzat yang maha Rahman…

Sungguh benar seorang yang shalihah itu ialah mawar yang mekar semerbak harum mewangi hanya untuk Allah, Rabb-nya dan untuk suaminya tercinta. Adalah seorang wanita yang shalihah itu, yang istiqamah agamanya, yang senantiasa taat pada suaminya dan memelihara hak - hak suaminya yang ada pada dirinya dan pada harta suaminya. Dan adalah wanita terbaik itu seperti yang dituturkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini…

Dari Abu Hurairah radliyallahu’anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang seorang wanita seperti apa yang paling baik…kemudian beliau bersabda,”…ialah wanita yang menyenangkan suami tatkala suaminya memandangnya, mentaati bila suami memerintahnya, dan tidak menyelisihi sesuatu yang suaminya tidak suka pada diri dan harta suaminya.” (HR. Ahmad II/251 dan An Nasa’I VI/68 )

Engkaukah wahai saudariku wanita shalihah itu…??? Engkaukah wahai saudariku, mawar elok di taman itu…??? Wahai saudariku para istri, jadilah engkau mawar - mawar dambaan dan pujaan, yang didamba oleh suamimu yang kau cintai dan dipuji oleh Ar Rahman. Seandainya bukan engkau mawar - mawar indah itu, maka seraya berdoa pada Allah…perbaikilah mereka wahai saudaraku para suami…perbaikilah istri - istrimu, dan Allah juga-lah Dzat yang akan melimpahkan taufik-Nya kepada siapa yang ia kehendaki…
Dikutip dari majalah Al Mawaddah edisi khusus tahun I, Ramadhan 1428 H untuk hadiah pernikahan saudaraku fillah Aulia Abu Hanif dengan Mukti Wijayanti.

Barakallahu laka, wa Baraka ‘alayka, wa Jama’ah baynakuma fiy khairin…
RINDUKU PADA SAHABAT

Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali berdegup tak menentu
Rasa kecewa, marah, sedih dan nelangsameradang dalam benakku
Sesak dada ini seketika menahan ledakan yang tak kunjung terluapkan
Dan seperti biasa... akhirnya semua rasa ini harus kutelan sendiri
Sahabat… dimanakah gerangan kalian berada? Saat seperti ini aku sangat rindu untuk berbagi cerita Bukankah dulu kalian selalu lapang menampung segala kisahku Mengapa kini kalian seakan sembunyi dibalik lajunya sang waktu
Ingin rasanya aku membantah semua praduga yang menghimpit logika
Dan menyangkal kemungkinan pahit yang mengintai garis hidupku
Satu yang pasti, sejak dulu setiap dari kita memiliki gaya yg berbeda
Tapi apakah visi dan misi hidup kita juga, sekarang sudah tidak sama?
Sahabat… demikian hebatnya rinduku pada kebersamaan kita dulu
Kalian selalu mampu mendengarkan lagu didalam hatiku
Dan selalu menyanyikan kembali tatkala aku lupa akan bait-baitnya
Sejujurnya… aku tak pernah siap kehilangan sosok seperti kalian

SAHABAT


Kita tidak dapat melakukan segala sesuatunya seorang diri.
Kita memerlukan orang lain dalam hidup ini. Orang – orang yang dapat mengangkat kita waktu kita sedang jatuh, orang – orang yang dapat menemani kita berjalan melalui segala permasalahan dalam hidup ini. Orang – orang tersebut adalah sahabat.

Walaupun demikian, sahabat bukanlah orang yang sempurna, bukan orang – orang yang dapat selalu ada di samping kita, dan bukan orang yang selalu mengerti kita. Sahabat terkadang melukai kita. Sahabat mungkin tidak selalu ada saat kita butuhkan.

Apa yang anda inginkan ada dalam diri seorang sahabat?
Berikan kriteria – kriteria sahabat yang baik menurut anda!

Ada berapa dari kriteria yang anda sebutkan yang ada di dalam diri anda? Hidupkan kriteria tersebut di dalam diri anda lebih dahulu sebelum anda mencari seorang sahabat seperti yang anda inginkan. Seringkali kita terjebak dalam pencarian kita akan sahabat yang baik. Padahal, yang seharusnya kita pikirkan, adalah bagaimana caranya agar kita dapat menjadi seorang sahabat yang baik bagi sahabat – sahabat kita terlebih dulu.

Ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar untuk dapat menjadi seorang sahabat yang sejati, yang dapat bertahan melalui waktu.

Persahabatan dimulai dari inisiatif diri sendiri untuk membayar harga yang sangat mahal untuk dapat menjadi seorang sahabat yang baik bagi orang – orang di sekitar kita. Ada perkataan yang menyebutkan bahwa “sahabat datang dan pergi”. Seharusnya tidak demikian.

Sahabat memang tidak dapat selalu ada dan mungkin akan seringkali mengecewakan kita. Tetapi sahabat tidak “datang dan pergi”. Karena memang sesungguhnya menjaga keutuhan sebuah persahabatan adalah jauh lebih sulit daripada menemukan sahabat. Menjaga sebuah persahabatan akan menuntut kerja keras dan usaha yang luar biasa, dan hanya satu yang dapat menempa sebuah persahabatan yang sejati, yaitu waktu.

Persahabatan yang baik dan persahabatan yang merusak.Tidak semua persahabatan itu baik. Ada persahabatan yang merusak dan membawa kita ke arah yang lebih buruk, bukan lebih baik, seperti yang seharusnya.Persahabatan yang merusak adalah persahabatan yang menjatuhkan, dan bukan membangun.

Persahabatan sejati ditempa oleh waktu.

Tips untuk mempertahankan persahabatan:

1. Komunikasi yang terus menerus.

2. Kejujuran dan keterbukaan.

3. Ketulusan.

4. Keberanian untuk meminta maaf

5. Keberanian untuk memaafkan.

6. Fokus kepada kualitas yang baik yang dimiliki oleh sahabat anda, bukan sebaliknya.

7. Perhatian, penghargaan dan penerimaan.

8. Belajar terus menerus untuk mendengarkan.

And the last but not the least, “Kasihilah sesamamu manusia, seperti engkau mengasihi dirimu sendiri ”Belajarlah untuk mengenal diri sendiri. Kita tidak akan dapat mengasihi orang lain, apabila kita belum bisa mengasihi diri kita sendiri.

Kita tidak akan dapat sepenuhnya mempercayai orang lain apabila kita belum dapat mempercayai diri kita sendiri.