09 November, 2008

Menyambut Hari Pahlawan 10 Nopember 2008'


Diambil dari millist sebelah

Soekarno - Sejarah yang tak memihak
Posted by Iman Brotoseno under:

SEJARAH SOEKARNO .

Malam minggu. Hawa panas dan angin
seolah diam tak berhembus. Malam
ini saya bermalam di rumah ibu saya.
Selain rindu masakan sambel
goreng ati yang dijanjikan, saya juga
ingin ia bercerita mengenai
Presiden Soekarno. Ketika semua mata
saat ini sibuk tertuju, seolah
menunggu saat saat berpulangnya
Soeharto, saya justru lebih tertarik
mendengar penuturan saat berpulang Sang
proklamator. Karena orang tua saya
adalah salah satu orang yang pertama
tama bisa melihat secara langsung
jenasah Soekarno.
Saat itu medio Juni 1970. Ibu yang baru
pulang berbelanja, mendapatkan
Bapak ( almarhum ) sedang menangis
sesenggukan.
" Pak Karno seda " ( meninggal )
Dengan menumpang kendaraan militer
mereka bisa sampai di Wisma Yaso.
Suasana sungguh sepi. Tidak ada
penjagaan dari kesatuan lain kecuali 3
truk berisi prajurit Marinir (dulu KKO).
Saat itu memang Angkatan Laut, khususnya
KKO sangat loyal terhadap Bung Karno.
Jenderal KKO Hartono - Panglima KKO -
pernah berkata ,
" Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO.
Merah kata Bung Karno, merah kata KKO "

Banyak prediksi memperkirakan seandainya
saja Bung Karno menolak untuk turun, dia
dengan mudah akan melibas Mahasiswa dan
Pasukan Jendral Soeharto, karena dia
masih didukung oleh KKO, Angkatan Udara,
beberapa divisi Angkatan Darat seperti
Brawijaya dan terutama Siliwangi dengan
panglimanya May.Jend Ibrahim Ajie.

Namun Bung Karno terlalu cinta terhadap
negara ini. Sedikitpun ia tidak mau
memilih opsi pertumpahan darah sebuah
bangsa yang telah dipersatukan dengan
susah payah. Ia memilih sukarela turun,
dan membiarkan dirinya menjadi tumbal
sejarah.
The winner takes it all. Begitulah sang
pemenang tak akan sedikitpun
menyisakan ruang bagi mereka yang kalah.
Soekarno harus meninggalkan
istana pindah ke istana Bogor .
Tak berapa lama datang surat dari
Panglima Kodam Jaya - Mayjend Amir
Mahmud - disampaikan jam 8 pagiyang
meminta bahwa Istana Bogor harus sudah
dikosongkan jam 11 siang.
Buru buru Bu Hartini, istri Bung Karno
mengumpulkan paka ian dan barang
barang yang dibutuhkan serta
membungkusnya dengan kain sprei. Barang
barang lain semuanya ditinggalkan.
" Het is niet meer mijn huis " -
sudahlah, ini bukan rumah saya lagi ,
demik ian Bung Karno menenangkan istrinya.

Sejarah kemudian mencatat, Soekarno
pindah ke Istana Batu Tulis sebelum
akhirnya dimasukan kedalam karantina di
Wisma Yaso.
Beberapa panglima dan loyalis dipenjara.
Jendral Ibrahim Adjie diasingkan menjadi
dubes di London . Jendral KKO Hartono
secara misterius mati terbunuh di rumahnya.

Kembali kekesaksian yang diceritakan ibu
saya. Saat itu belum banyak yang datang,
termasuk keluarga Bung Karno sendiri.
Tak tahu apa mereka masih di RSPAD
sebelumnya. Jenasah dibawa ke Wisma
Yaso. Di ruangan kamar yang suram,
terbaring sang proklamator yang separuh
hidupnya dihabiskan di penjara dan
pembuangan kolonial Belanda. Terbujur
dan mengenaskan.
Hanya ada Bung Hatta! dan Ali Sadikin -
Gubernur Jakarta - yang juga berasal
dari KKO Marinir.

Bung Karno meninggal masih mengenakan
sarung lurik warna merah serta baju hem
coklat. Wajahnya bengkak bengkak dan
rambutnya sudah botak.
Kita tidak membayangkan kamar yang
bersih, dingin ber AC dan penuh dengan
alat alat medis disebelah tempat
tidurnya. Yang ada hanya termos dengan
gelas kotor, serta sesisir buah pisang
yang sudah hitam dipenuhi jentik jentik
seperti nyamuk. Kamar itu agak luas, dan
jendelanya blong tidak ada gordennya.
Dari dalam bisa terlihat halaman
belakang yang ditumbuhi rumput alang
alang setinggi dada manusia !.

Setelah itu Bung Karno diangkat.
Tubuhnya dipindahkan ke atas karpet
di lantai di ruang tengah.
Ibu dan Bapak saya serta beberapa orang
disana sungkem kepada jenasah, sebelum
akhirnya Guntur Soekarnoputra datang,
dan juga orang orang lain.

Namun Pemerintah orde baru juga
kebingungan kemana hendak dimakamkan
jenasah proklamator.
Walau dalam Bung Karno berkeingan agar
kelak dimakamkan di Istana Batu Tulis,
Bogor . Pihak militer tetap tak mau
mengambil resiko makam seorang Soekarno
yang berdekatan dengan ibukota .Maka
dipilih Blitar, kota kelahirannya
sebagai pe risti rahatan terakhir.
Tentu saja Presiden Soeharto tidak
menghadiri pemakaman ini.

Dalam catatan Kolonel Saelan, bekas
wakil komandan Cakrabirawa,
" Bung karno diinterogasi oleh Tim
Pemeriksa Pusat di Wisma Yaso.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara cara
yang amat kasar, dengan memukul
mukul meja dan memaksakan jawaban.
Akibat perlakuan kasar terhadap
Bung Karno, penyakitnya makin parah
karena memang tidak mendapatkan
pengobatan yang seharusnya diberikan. "
(Dari Revolusi 1945 sampai Kudeta 1966)

dr. Kartono Mohamad yang pernah
mempelajari catatan tiga perawat Bung
Karno sejak 7 februari 1969 sampai 9
Juni 1970 serta mewancarai dokter
Bung Karno berkesimpulan telah terjadi
penelantaran. Obat yang diberikan hanya
vitamin B, B12 dan duvadillan untuk
mengatasi penyempitan darah. Padahal
penyakitnya gangguan fungsi ginjal. Obat
yang lebih baik dan mesin cuci darah
tidak diberikan.
( Kompas 11 Mei 2006 )

Rachmawati Soekarnoputri, menjelaskan
lebih lanjut,
" Bung Karno justru dirawat oleh dokter
hewan saat di Istana Batutulis. Salah
satu perawatnya juga bukan perawat.
Tetapi dari Kowad"
( Kompas 13 Januari 2008 )

Sangat berbeda dengan dengan perlakuan
terhadap mantan Presiden Soeharto, yang
setiap hari tersedia dokter dokter dan
peralatan canggih untuk memperpanjang
hidupnya, dan masih didampingi tim
pembela yang dengan sangat gigih membela
kejahatan yang dituduhkan. Sekalipun
Soeharto tidak pernah datang berhadapan
dengan pemeriksanya, dan ketika tim
kejaksaan harus datang ke rumahnya di
Cendana. Mereka harus menyesuaikan
dengan jadwal tidur siang sang Presiden!

Malam semakin panas. Tiba tiba saja
udara dalam dada semakin bertambah
sesak. Saya membayangkan sebuah bangsa
yang menjadi kerdil dan munafik.

Apakah jejak sejarah tak pernah
mengajarkan kejujuran ketika justru
manusia merasa bisa meniupkan roh roh
kebenaran ?
Kisah tragis ini tidak banyak diketahui
orang. Kesaksian tidak pernah menjadi
hakiki karena selalu ada tabir tabir di
sekelilingnya yang diam membisu.
Selalu saja ada korban dari mereka yang
mempertentangkan benar atau salah.

Butuh waktu bagi bangsa ini untuk
menjadi arif.
Kesadaran adalah Matahari
Kesabaran adalah Bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Keterbukaan adalah pelaksanaan kata kata
( * WS Rendra )

Malaikat maut


AIRMATA RASULULLAH SAW..

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar
seorang yang berseru mengucapkan
salam.

“Bolehkah saya masuk? “tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang
demam”, kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.


Kemudian ia kembali menemani ayahnya
yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu
wahai anakku?”

“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya
baru sekali ini aku melihatnya”, tutur
Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu
dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian
wajah anaknya itu hendak
dikenang. “Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di
dunia. Dialah malaikatul maut, kata
Rasulullah”, Fatimah pun menahan
ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa
Jibril tidak ikut bersama
menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di
hadapan Allah?” Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah. “Pintu-
pintu langit telah terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu. Semua
surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu” , kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan
Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar khabar
ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku
kelak?”,

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,
aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku :

“Kuharamkan surga bagi siapa saja,
kecuali umat Muhammad telah berada di
dalamnya”,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya
Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-
urat lehernya menegang. “Jibril, betapa
sakit sakaratul maut ini” Perlahan
Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang di
sampingnya menunduk semakin dalam dan
Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat
pengantar wahyu itu. “Siapakah yang
sanggup, melihat kekasih Allah
direnggut ajal”, kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah
mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat
nian maut ini, timpakan saja semua
siksa maut ini kepadaku, jangan pada
umatku”. Badan Rasulullah mulai dingin,
kaki dan dadanya sudah tidak bergerak
lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak
membisikkan sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-
shalaati, wa maa malakat aimaanukum” -
peliharalah shalat dan peliharalah
orang-orang lemah di antaramu. Di
luar, pintu tangis mulai terdengar
bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya,
dan Ali kembali mendekatkan telinganya
ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan. “Ummatii, ummatii,
ummatiii!” - Umatku, umatku, umatku

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia
yang memberi sinaran itu.


Kini, mampukah kita mencintai
sepertinya?

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa
baarik wa sallim alaihi. Betapa
cintanya Rasulullah kepada kita.

cintai Allah dan RasulNya, seperti
Allah dan RasulNya mencintai kita.
Karena sesungguhnya selain daripada itu
hanyalah fana belaka. Amin...

Usah gelisah apabila dibenci manusia
karena masih banyak yang menyayangimu
di dunia, tapi gelisahlah apabila
dibenci Allah karena tiada lagi yang
mengasihmu di akhirat.

intermezo

Perbedaan bukanlah hal yg harus dihindari dan ditakuti.
Yang harus ditakuti dan dihindari bila salah satu pihak memaksakan pendapatnya kepada pihak lain.

Medio November 2008

Candle of Love...

Few people come into our lives
and make everything shine,
but you're one of those
rare and splendid jewels
who makes the whole world bright.
When I was sad, you made me smile.
When I was alone and blue,
you were there for me,
and you made me feel strong enough
to accomplish anything.
Because I appreciate
the many things you do,
more than words could say,
I'm sending you the Candle of Love,
and hoping you receive
many blessings from above.

Please send the candle of love
to someone who has touched your life,
and keep the flame of love burning bright

Poem from my friends

A POEM ABOUT OUR GIRLFRIENDS
Someone will always be prettier.
Some will always be smarter.
Some of their houses will be bigger.
Some will drive a better car.
Their children will do better in school.
And their husband will fix more things around the house.
So let it go,
and love you and your circumstances.

Think about it!

The prettiest woman in the world can have hell in her heart.
And the most highly favored
woman on your job may be unable to have children.
And the richest woman you know,
she's got the car, the house, the clothes~~~~
might be lonely.
And the word says, 'If I have not Love, I am nothing.'
So, again, love you.
Love who you are.
Look in the mirror in the morning and smile and say,


'I am too blessed to be stressed and too anointed, to be disappointed!'
'Winners make things happen~~
Losers let things happen.'


Be 'blessed' ladies~~~~~

and pass this on to encourage

another woman.
'To the world you might be one person,
but to the one person you just sent this to,
it could
mean so much.'

05 Oktober, 2008

Intermezo oktober 2008

Bunga mawar itu melalui malam hari dengan kekhusyukan. Tidak menguncup setelah mekarnya meski diterpa angin dinginnya malam. Mawar itu telah mekar bukan hanya sejak kemarin. Dan akan senantiasa indah di kala malam, pagi dan di sepanjang hari. Siapa yang tidak tertegun melihat keelokan sekuntum mawar yang tumbuh subur, mekar dan basah oleh embun pagi. Bahkan tak akan layu oleh tatapan sinar mentari, serasa segar dan meneduhkan pandangan mata. Semua hati ingin memilikinya, lalu menanamnya di taman sendiri. Namun ke manakah ia harus dicari?

Seorang wanita di sisi seorang suami laksana mawar di taman. Suamilah yang akan menikmati keelokannya dan hanya untuk suamilah mawar itu tampil menggoda. Sebab suaminya-lah pemilik yang merawat dan memeliharanya. Namun siapakah wanita yang elok seelok mawar yang hanya mekar untuk suaminya itu?

Pertanyaan tersebut tidak akan didapatkan jawabannya selain sifat - sifat yang membuat elok dirinya, yang disebutkan oleh Allah dalam alquran. Dialah seorang istri idaman dan istri dambaan yaitu istri yang shalihah. Dialah wanita yang elok bahkan lebih elok dari sekuntum mawar yang mekar dan menawan. Dia anggun dan jauh lebih anggun dari warna - warni mawar di taman.
Dialah yang Allah firmankan dalam ayat al'quran…
“Maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi menjaga diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga mereka...”(QS. An Nisa : 04)
Allah menyebut keshalihan seorang wanita, hanya ada pada 2 sifat saja. Dialah seorang yang qanitah yang berarti taat dan hafidzah yang berarti penjaga. Duhai, betapa sejuk dan menawannya sebuah taman yang indah oleh keshalihan seorang istri yang senantiasa taat pada perintah dan anjuran kebaikan suaminya. Betapa tenteram hati suami sebagai pemilik dan penguasa taman yang dihiasi oleh seorang yang qanitah. Dan betapa sempurna ketenangan dan ketenteraman suami yang istrinya juga seorang hafidzah. Ya, pada istri yang hafidzah inilah suami tak ragu lagi menaruh kepercayaan padanya. Suami mana yang masih was - was akan istrinya di rumah tatkala ia harus beranjak jalan di muka bumi mencari nafkah dan ma’isyah bila istrinya adalah seorang yang rapi dalam menjaga diri dan kehormatannya. Suami mana yang tidak merasa aman akan istrinya bila istrinya adalah seorang hafidzah, memelihara hak - hak Allah dan hak - hak suaminya di kala suaminya tidak hadir di sisinya dan dengan sangat setia serta senantiasa sabar dalam penantian sebagaimana yang diperintahkan Dzat yang maha Rahman…

Sungguh benar seorang yang shalihah itu ialah mawar yang mekar semerbak harum mewangi hanya untuk Allah, Rabb-nya dan untuk suaminya tercinta. Adalah seorang wanita yang shalihah itu, yang istiqamah agamanya, yang senantiasa taat pada suaminya dan memelihara hak - hak suaminya yang ada pada dirinya dan pada harta suaminya. Dan adalah wanita terbaik itu seperti yang dituturkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini…

Dari Abu Hurairah radliyallahu’anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang seorang wanita seperti apa yang paling baik…kemudian beliau bersabda,”…ialah wanita yang menyenangkan suami tatkala suaminya memandangnya, mentaati bila suami memerintahnya, dan tidak menyelisihi sesuatu yang suaminya tidak suka pada diri dan harta suaminya.” (HR. Ahmad II/251 dan An Nasa’I VI/68 )

Engkaukah wahai saudariku wanita shalihah itu…??? Engkaukah wahai saudariku, mawar elok di taman itu…??? Wahai saudariku para istri, jadilah engkau mawar - mawar dambaan dan pujaan, yang didamba oleh suamimu yang kau cintai dan dipuji oleh Ar Rahman. Seandainya bukan engkau mawar - mawar indah itu, maka seraya berdoa pada Allah…perbaikilah mereka wahai saudaraku para suami…perbaikilah istri - istrimu, dan Allah juga-lah Dzat yang akan melimpahkan taufik-Nya kepada siapa yang ia kehendaki…
Dikutip dari majalah Al Mawaddah edisi khusus tahun I, Ramadhan 1428 H untuk hadiah pernikahan saudaraku fillah Aulia Abu Hanif dengan Mukti Wijayanti.

Barakallahu laka, wa Baraka ‘alayka, wa Jama’ah baynakuma fiy khairin…
RINDUKU PADA SAHABAT

Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali berdegup tak menentu
Rasa kecewa, marah, sedih dan nelangsameradang dalam benakku
Sesak dada ini seketika menahan ledakan yang tak kunjung terluapkan
Dan seperti biasa... akhirnya semua rasa ini harus kutelan sendiri
Sahabat… dimanakah gerangan kalian berada? Saat seperti ini aku sangat rindu untuk berbagi cerita Bukankah dulu kalian selalu lapang menampung segala kisahku Mengapa kini kalian seakan sembunyi dibalik lajunya sang waktu
Ingin rasanya aku membantah semua praduga yang menghimpit logika
Dan menyangkal kemungkinan pahit yang mengintai garis hidupku
Satu yang pasti, sejak dulu setiap dari kita memiliki gaya yg berbeda
Tapi apakah visi dan misi hidup kita juga, sekarang sudah tidak sama?
Sahabat… demikian hebatnya rinduku pada kebersamaan kita dulu
Kalian selalu mampu mendengarkan lagu didalam hatiku
Dan selalu menyanyikan kembali tatkala aku lupa akan bait-baitnya
Sejujurnya… aku tak pernah siap kehilangan sosok seperti kalian

SAHABAT


Kita tidak dapat melakukan segala sesuatunya seorang diri.
Kita memerlukan orang lain dalam hidup ini. Orang – orang yang dapat mengangkat kita waktu kita sedang jatuh, orang – orang yang dapat menemani kita berjalan melalui segala permasalahan dalam hidup ini. Orang – orang tersebut adalah sahabat.

Walaupun demikian, sahabat bukanlah orang yang sempurna, bukan orang – orang yang dapat selalu ada di samping kita, dan bukan orang yang selalu mengerti kita. Sahabat terkadang melukai kita. Sahabat mungkin tidak selalu ada saat kita butuhkan.

Apa yang anda inginkan ada dalam diri seorang sahabat?
Berikan kriteria – kriteria sahabat yang baik menurut anda!

Ada berapa dari kriteria yang anda sebutkan yang ada di dalam diri anda? Hidupkan kriteria tersebut di dalam diri anda lebih dahulu sebelum anda mencari seorang sahabat seperti yang anda inginkan. Seringkali kita terjebak dalam pencarian kita akan sahabat yang baik. Padahal, yang seharusnya kita pikirkan, adalah bagaimana caranya agar kita dapat menjadi seorang sahabat yang baik bagi sahabat – sahabat kita terlebih dulu.

Ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar untuk dapat menjadi seorang sahabat yang sejati, yang dapat bertahan melalui waktu.

Persahabatan dimulai dari inisiatif diri sendiri untuk membayar harga yang sangat mahal untuk dapat menjadi seorang sahabat yang baik bagi orang – orang di sekitar kita. Ada perkataan yang menyebutkan bahwa “sahabat datang dan pergi”. Seharusnya tidak demikian.

Sahabat memang tidak dapat selalu ada dan mungkin akan seringkali mengecewakan kita. Tetapi sahabat tidak “datang dan pergi”. Karena memang sesungguhnya menjaga keutuhan sebuah persahabatan adalah jauh lebih sulit daripada menemukan sahabat. Menjaga sebuah persahabatan akan menuntut kerja keras dan usaha yang luar biasa, dan hanya satu yang dapat menempa sebuah persahabatan yang sejati, yaitu waktu.

Persahabatan yang baik dan persahabatan yang merusak.Tidak semua persahabatan itu baik. Ada persahabatan yang merusak dan membawa kita ke arah yang lebih buruk, bukan lebih baik, seperti yang seharusnya.Persahabatan yang merusak adalah persahabatan yang menjatuhkan, dan bukan membangun.

Persahabatan sejati ditempa oleh waktu.

Tips untuk mempertahankan persahabatan:

1. Komunikasi yang terus menerus.

2. Kejujuran dan keterbukaan.

3. Ketulusan.

4. Keberanian untuk meminta maaf

5. Keberanian untuk memaafkan.

6. Fokus kepada kualitas yang baik yang dimiliki oleh sahabat anda, bukan sebaliknya.

7. Perhatian, penghargaan dan penerimaan.

8. Belajar terus menerus untuk mendengarkan.

And the last but not the least, “Kasihilah sesamamu manusia, seperti engkau mengasihi dirimu sendiri ”Belajarlah untuk mengenal diri sendiri. Kita tidak akan dapat mengasihi orang lain, apabila kita belum bisa mengasihi diri kita sendiri.

Kita tidak akan dapat sepenuhnya mempercayai orang lain apabila kita belum dapat mempercayai diri kita sendiri.