21 Juli, 2008

Mencari sejatinya diri



Dari masa yang telah lewat, dari peristiwa serta kejadian yang telah dilalui, harusnya sudah bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga, mungkin tidak kita pelajari pada saat kita belajar di sekolah dimasa kita anak2 & remaja, tetapi pada kenyataannya saat ini seorang anak manusia seringkali lupa akan apa yang telah terjadi dimasa lalu, entah karena luapan kegembiraan atau memang menganggap semua itu tak pernah terjadi dan tak mungkin akan terjadi lagi kelak, alangkah naifnya seorang insan manusia yang harusnya telah mulai beranjak pergi, berjalan menuju arah matahari tenggelam dengan kedamaian dan ketenangan dihati harus jatuh bangun untuk melaluinya. Masih adakah kesempatan untuk belajar serta mengingat kembali, paling tidak menyadari peristiwa apa saja yang dia peroleh sepanjang hayat dikandung badan, baik itu yang membuatnya gembira, sedih, luka bahkan mungkin yang lebih serius yaitu rasa frustasi yang amat sangat sehingga menjadikan suatu perasaan depresi mendalam yang berkepanjangan serta mencari pelarian yang pastinya negatif serta merugikan dirinya sendiri, dapatkah ia segera mengobati serta menata kembali hati yang sebelumnya telah porak poranda diterjang badai masalah yang tiada pernah ada akhir selama beberapa tahun. Harapan indah yang ada disetiap hati semua insan manusia yang tadinya hendak berbuah manis, harus dapat menerima kenyataan pahit, atas apa yang akhirnya dia peroleh saat ini, jika saja sempat kita renungkan dengan mendalam,pada akhirnya semuanya berakhir pada kenyataan, bahwa jika Allah SWT yang menguasai segala jagat raya serta isinya ini telah menggariskan taqdir yang berbeda2 pada setiap insan manusia, kita ini harus menerima kenyataan bahwa itulah jalan yang akan atau harus dilalui seseorang insan manusia dalam mengarungi lautan menuju suatu tempat yang kekal dan abadi kelak, yang harus kita isi dengan amal ibadah selama kita menjalani kehidupan didunia ini.
Bertambahnya usia seharusnya membuat kita semakin bijak dalam menghadapi sesuatu permasalahan, bukannya semakin mengikuti arus, karena arus yang datang dari sungai yang berbeda besar kecilnya resiko tidak bisa kita pastikan, bagaimana kita harus menghadapinya kelak, masih merupakan misteri dan tak satupun mahkluk didunia ini yang dapat melihat kejadian apa yang akan terjadi kelak meskipun ia adalan peramal ulung sekalipun tanpa izin dari Allah SWT. Karena itu memang sangat penting bagi seseorang yang boleh dibilang telah beranjak senja itu mempunyai sikap, pandangan, serta prinsip hidup yang dapat menjadi acuan serta pegangan, tak kala ada angin yang berhembus agak kencang maka bisa dengan hati serta pikiran yang jernih menolong dirinya sendiri serta dapat bertindak adil dalam mengambil keputusan apabila dihadapkan dalam persoalan harus memilih, itupun merupakan tindakan yang telah dipikirkan dengan matang apa yang kelak akan menjadi sebab akibat dari keputusan yang diambilnya. Semua itu dapat dimulai sejak kita mulai beranjak meninggalkan usia remaja, saat dimana kita mulai mencari identitas diri ini, coba isi hati serta pikiran kita dengan sesuatu yang dapat membuat kita selalu realistis dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan, berusaha memperoleh kesuksesan dengan upaya yang maksimal, tak lupa menyirami hati dengan siraman rohani yang membuat kita sejuk didalam lingkaran api gejolak nafsu serta persaingan antar sesama manusia dimuka bumi ini.
Pada intinya kebanyakan insan manusia masa kini yang beranjak usia senja itu terkadang bukannya semakin mengerti akan dirinya serta keadaan sekitarnya, tetapi semakin merasa keadaanlah yang harus mengerti keadaannya, apalagi tubuh manusia yang bertambah usia biasanya jasmani serta penampilan seseorang bukannya semakin bagus atau indah tapi malah sebaliknya, rasa tak percaya diripun semakin terasa apabila berada disekeliling orang yang datang kesuatu pesta dengan dandanan serta pakaian yang up to date, mengikuti trend mode saat itu. Ada juga yang mencoba menghindar dari pergaulan, menyibukkan diri dengan sesuatu yang mungkin dianggap bisa membunuh waktu, mengusir sepi, serta melupakan hasrat untuk sekedar bersosialisasi dengan tetangga atau kawan lama, tetapi kebanyakan saat ini ada yang lebih ekstrim, yaitu berusaha menghilangkan tanda2 ketuaan itu dengan melakukan operasi atau upaya agar tetap kelihatan awet muda dan terus mendapatkan semua apa yang diinginkannya, menjadikannya lupa diri bahwa ia telah melawan kodrat Illahi, bahwa saat senja telah datang menghampiri kita harus mempersiapkan diri agar jika saat gelap itu datang, kita tak akan pernah merasa kegelapan ditelan pekatnya malam, siapa sih manusia didunia ini yang senang jika berada dalam kegelapan ? Begitulah kenyataan yang kita lihat disekitar kita kebanyakan saat ini, bahkan mungkin terjadi di keluarga kita sendiri, atau mungkin terjadi pada kita ? who knows.......?!!

Tidak ada komentar: